5 Hal Yang Luar Biasa Tentang Munir, Aktivis HAM
Beberapa waktu lalu kita dihebohkan oleh bebasnya Pollycarpus dari Lapas Kelas 1 Sukamiskin Bandung setelah menjalani 8 Tahun penjara. Pollycarpus adalah tersangka kasus pembunuhan seorang aktivis HAM, Munir, di tahun 2004. Pembunuhan terhadap Munir diduga ketika dirinya dalam perjalanan menuju Amsterdam, Belanda pada tanggal 7 September 2004 yang kemudian dijadikan tanggal peringatan Hari Pembela HAM Indonesia.
Berikut adalah 5 Hal Yang Luar Biasa Tentang Munir, Aktivis HAM :
1. Sekilas Biografi Munir
Munir Said Thalib atau yang biasa kita kenal sebagai Munir, lahir di Malang pada 8 Desember 1965 dari pasangan Said Thalib dan Jamilah. Pria keturunan Arab ini kemudian menjadi pejuang HAM yang tanpa kenal lelah melawan praktek otoritarian dan militeristik ketika itu.
2. Riwayat Pendidikan
Munir menamatkan pendidikan tingginya di Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang dan lulus pada tahun 1990. Sebagai seorang aktivis kampus, Munir pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa Hukum Indonesia(1989), anggota Forum Studi Mahasiswa untuk Pengembangan Berpikir di Unibraw (1988), Sekretaris Dewan Perwakilan Mahasiswa Hukum Unibraw (1988), sekretaris Al Irsyad Kabupaten Malang (1988) dan menjadi anggota HMI.
3. Karier
Munir mengawali karier dalam kasus-kasus pembelaan HAM dengan menjadi relawan di LBH Surabaya pada 1989 hingga akhirnya menjadi Direktur LBH Semarang di tahun 1996. Munir kemudian menduduki berbagai jabatan di YLBHI hingga mendirikan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan (KontraS). Jabatan terakhir dirinya adalah Direktur Eksekutif Lembaga Pemantau HAM Indonesia Imparsial.
4. Kasus yang pernah ditangani
Konsistensinya Munir dalam kasus-kasus hukum dan HAM dapat dilihat dari sepak terjangnya dalam berbagai kasus. Mulai dari kasus Araujo dalam tuduhan pemisahan Timor Timur dari Indonesia di tahun 1992, Penasehat Hukum Kasus Marsinah di tahun 1994, Penasehat Hukum George Junus Aditjondro di tahun 1994, pensehat hukum kasus hilangnya 24 aktivis dan mahasiswa di Jakarta tahun 1997-1998, Penasehat hukum kasus pembunuhan terhadap masyarakat sipil di Tanjung Priok, kasus penembakan mahasiswa di Semanggi pada Tragedi Semanggi I dan II, penggagas Komisi Perdamaian dan Rekonsiliasi di Maluku dan masih banyak lagi.
5. Penghargaan
Sosok Munir yang pemberani dan tangguh dalam meneriakan kebenaran membuatnya diganjar beragam penghargaan baik dalam maupun luar negeri. Munir dinobatkan sebagai Man of The Year (1998) versi Majalah Ummah, Penghargaan Pin Emas sebagai Lulusan Unibraw dan Satu dari 100 Tokoh Indonesia Abad XXversi Majalah Forum Keadilan.
di luar negeri, dirinya mendapat penghargaan Righr Livelihood Award (Alternative Nobel Prizes) untuk promosi HAM dan kontrol sipil atas militer, dinobatkan menjadi As Leader for the Millennium dari Asia Week di tahun 2000, dan An Honourable Mention of the 2000 UNESCO Madanjeet Singh Prize atas usahanya dalam mempromosikan toleransi dan Anti Kekerasan.
6. Kematian Munir
Munir meninggal pada 7 September 2004 di Pesawat Garuda GA-974 kursi 40-G dalam penerbangannya menuju Amsterdam untuk melanjutkan studi di Universitas Ultrecht. 1 tahun pasca kepergian Munir, diluncurkan film dokumenter karya Ratrikala Bhre Aditya dengan judul Bunga Dibakar di Goethe Institute, Jakarta Pusat. Kemudian film dokumenter lain berjudul Garuda's Deadly Upgrade hasil kerjasama antara SBS TV Australia & Off Stream Productions dan pada 7 September 2006, diluncurkan pula film dokumenter lain berjudul His Story di Tugu Proklamasi.
Nah, itulah sekilas perjalanan luar biasa dari seorang Munir, tokoh pemberani yang senantiasa menyuarakan kebenaran. Bagaimana menurutmu?
Sumber : liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar